Tengah tahun siang bolong, mantan manager jalan empat tahun Ditembak di muka langsung pikun, ketawan nyolong Berkali-kali, ketawan curang, pakai uang kas, pakai wewenang Sering bicara dari belakang, tebar benih, anak-anak saling serang Sering bawa cerita, kosong, ternyata bohong Tiap kali dikoreksi kami dipotong Angkuh, dagu naik terus, semua harus tentang dia Sampai hari ini dampaknya masih diperbaiki, enggak yakin dia merasa bersalah Tengah tahun sore cerah, enggak nyangka akan dengar kalimat seperti itu Sempat enggak percaya, diam membatu beberapa hari Semua dikerjakan pakai hati, semua dikerjakan buat keluarga sendiri Enggak pernah sekali pun mikirin uang duluan Karena omongan tersebut jadi mikir pelan-pelan Panjang pertimbangan sampai akhirnya terpaksa Tinggalin rumah yang dibikin sendiri Masih sedih sampai hari ini Masih mikir apa ini salah kalau lagi sendiri Tapi gue enggak akan mau digituin lagi Awal tahun pagi-pagi, tengkar terbesar di hubungan kami Karena gue cari pelarian dari masalah yang harusnya gue hadapi Hampir aja gue buang apa yang ada secara sia-sia Cari perhatian dari orang lain, selama setahun terapi puluhan sesi Malunya ada sampai hari ini Karena gue enggak sebaik yang orang pikir di dalam hati Akhir tahun tengah malam, selesai mengerjakan tiga lagu kiriman Emir Turun ke bawah, duduk sebentar Lari bawa Mbak Betty ke rumah sakit Berhari-hari merasa gagal, apa jika gue turun lebih cepat dia selamat Enggak pernah merasa sepedih ini, anak gue yang gue rawat udah enggak ada Hari ini setengah delapan, mengerjakan lagu ini kiriman Kareem Enggak jadi masuk album kedua Apakah gue cukup berani buat ngomongin semua ini? Terlepas dari semua hal yang gue takutkan Udah lulus terapi lewat setahun Gue bukan kesalahan gue di masa lalu Gue bukan luka-luka gue di masa lalu Rasa sakit itu pasti Penderitaan adalah pilihan diri sendiri